Malam yang melelahkan, dan mereka
masih saja memburuku dengan pertanyaan berikutnya setelah pertanyaan sebelumnya
kujawab dengan kata tidak. Dan dengan kesalnya aku menjawab lagi.... tidak!. Apakah
mereka masih tidak mengerti bahwa aku tidak bisa melihat dengan jelas jika
mereka menutup mataku yang satu lagi...ish...
Tapi akhirnya dokter dokter itu
pergi juga, saatnya aku menghabiskan malam dengan papa dan mama. Bercanda, mencoba
menghapus kegelisahan dan kesedihan yang terpancar di wajah mereka. Mencoba meyakinkan
mereka bahwa aku baik baik saja karena aku adalah anak yang kuat.
Aku terbangun dalam pagi yang
cerah. Aku senang sekali karena hari ini mataku akan diobati, meskipun perutku
sangat lapar karena dokter dokter itu melarangku makan dari semalam. Hanya
selang yang terjulur ditangan ini yang menjadi pengganti makanan pagiku.
Akhirnya setelah menunggu lama, giliranku tiba juga. Kumasuki ruangan itu
dengan diiringi beberapa dokter dan suster. Dengan sedikit meronta, mereka
akhirnya dapat membuatku terbius tenang. Entah apa yang mereka lakukan padaku
siang itu, aku tak tahu.
Malam telah tiba ketika aku
terbangun dan mendapati mama papa telah duduk disampingku. Masih belum tersadar penuh dari tidur
panjangku, aku terlelap kembali.
Terbangun dalam pagi yang cerah, meski
tidak secerah dan seterang dulu. Entah mengapa, rasanya aneh sekali, sepertinya
aku telah kehilangan sesuatu tapi entah apa itu. Masih kulihat mama dan papa
duduk disamping ranjangku, tersenyum sendu. Akh.. aku kangen sekali dengan
teman temanku, teman sepermainan dan teman sekolahku. Karena baru saja aku
terdaftar menjadi siswa SD ditahun ini akan tetapi sudah 3 minggu ini aku tidak
dapat menghadiri kelas seperti biasa, 3 minggu sejak kejadian itu, kejadian yang
telah menjadi suratan takdirku.
......
Siang itu mama memarahiku karena
aku masih saja nakal bermain dengan temanku dengan menggunakan lidi lidi itu.
Bagiku itu merupakan permainan baru yang diperkenalkan oleh temanku yang
rupanya tidak mengerti dampak bahaya yang ditimbulkannya. Setelah mama pergi
mengaji, aku kembali bermain. Bermain dengan teman yang sama dan dengan
permainan yang sama pula. Dan kejadian itu begitu cepat, tahu tahu aku sudah
mendapati lidi itu telah melukai mata kananku. Aku tidak tahu bahwa hal ini
akan membuat mamaku histeris dan akan menjadi catatan tersendiri bagi sejarah
hidupku. Yang aku tahu hanyalah bahwa malam setelah kejadian itu, badanku
menjadi demam tinggi dan penglihatanku menjadi terganggu.
Aku masih bisa tertawa ceria.. mungkin karena aku belum
mengerti makna.
Dan aku masih bisa melihat dunia meskipun hanya dengan satu
mata
Untuk H... semoga kelak kamu menjadi anak yang pintar dan
membanggakan. Allah memilihmu karena Dia tahu kamu adalah anak yang tegar,
begitu juga orangtuamu. Terimakasih untuk
mengingatkan kami agar selalu bersyukur dalam keadaan apapun juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar