Minggu, 23 Juni 2013

DAN DIA TELAH MEMILIHKU



Malam yang melelahkan, dan mereka masih saja memburuku dengan pertanyaan berikutnya setelah pertanyaan sebelumnya kujawab dengan kata tidak. Dan dengan kesalnya aku menjawab lagi.... tidak!. Apakah mereka masih tidak mengerti bahwa aku tidak bisa melihat dengan jelas jika mereka menutup mataku yang satu lagi...ish...

Tapi akhirnya dokter dokter itu pergi juga, saatnya aku menghabiskan malam dengan papa dan mama. Bercanda, mencoba menghapus kegelisahan dan kesedihan yang terpancar di wajah mereka. Mencoba meyakinkan mereka bahwa aku baik baik saja karena aku adalah anak yang kuat.

Aku terbangun dalam pagi yang cerah. Aku senang sekali karena hari ini mataku akan diobati, meskipun perutku sangat lapar karena dokter dokter itu melarangku makan dari semalam. Hanya selang yang terjulur ditangan ini yang menjadi pengganti makanan pagiku. Akhirnya setelah menunggu lama, giliranku tiba juga. Kumasuki ruangan itu dengan diiringi beberapa dokter dan suster. Dengan sedikit meronta, mereka akhirnya dapat membuatku terbius tenang. Entah apa yang mereka lakukan padaku siang itu, aku tak tahu.

Malam telah tiba ketika aku terbangun dan mendapati mama papa telah duduk disampingku.  Masih belum tersadar penuh dari tidur panjangku, aku terlelap kembali.

Terbangun dalam pagi yang cerah, meski tidak secerah dan seterang dulu. Entah mengapa, rasanya aneh sekali, sepertinya aku telah kehilangan sesuatu tapi entah apa itu. Masih kulihat mama dan papa duduk disamping ranjangku, tersenyum sendu. Akh.. aku kangen sekali dengan teman temanku, teman sepermainan dan teman sekolahku. Karena baru saja aku terdaftar menjadi siswa SD ditahun ini akan tetapi sudah 3 minggu ini aku tidak dapat menghadiri kelas seperti biasa, 3 minggu sejak kejadian itu, kejadian yang telah menjadi suratan takdirku.

......
Siang itu mama memarahiku karena aku masih saja nakal bermain dengan temanku dengan menggunakan lidi lidi itu. Bagiku itu merupakan permainan baru yang diperkenalkan oleh temanku yang rupanya tidak mengerti dampak bahaya yang ditimbulkannya. Setelah mama pergi mengaji, aku kembali bermain. Bermain dengan teman yang sama dan dengan permainan yang sama pula. Dan kejadian itu begitu cepat, tahu tahu aku sudah mendapati lidi itu telah melukai mata kananku. Aku tidak tahu bahwa hal ini akan membuat mamaku histeris dan akan menjadi catatan tersendiri bagi sejarah hidupku. Yang aku tahu hanyalah bahwa malam setelah kejadian itu, badanku menjadi demam tinggi dan penglihatanku menjadi terganggu.

........

Aku masih bisa tertawa ceria.. mungkin karena aku belum mengerti makna.
Dan aku masih bisa melihat dunia meskipun hanya dengan satu mata
 
Untuk H... semoga kelak kamu menjadi anak yang pintar dan membanggakan. Allah memilihmu karena Dia tahu kamu adalah anak yang tegar, begitu juga orangtuamu. Terimakasih  untuk mengingatkan kami agar selalu bersyukur dalam keadaan apapun juga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar